Ada kisah dari sahabat mulia Abu Hurairah yang mengajak ibu kandungnya masuk Islam. Awalnya ibunya enggan. Akhirnya perlahan-lahan, ibunya mau setelah Abu Hurairah meminta pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar mendoakan ibunya supaya bisa masuk Islam.
Abu Hurairah berkata,
مَا سَمِعَ بِي أَحَدٌ، يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ إِلاَّ أَحَبَّنِي، إِنَّ أُمِّي كُنْتُ أُرِيْدُهَا عَلَى الإِسْلاَمِ فَتَأْبَى، فَقُلْتُ لَهَا فأَبَتْ، فَأَتَيْتُ النَّبَّي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: اُدْعُ اللهَ لَهَا، فَدَعَا، فَأَتَيْتُهَا وَقَدْ أَجَافَتْ عَلَيْهَا البَابَ – فَقَالَتْ: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ ! إِنِّي أَسْلَمْتُ، فَأَخْبَرْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: اُدْعُ اللهَ لِي وَلِأُمِّي، فَقَالَ: “اَللَّهُمَّ ! عَبْدُكَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ وَأُمُّهُ، أَحِبَّهُمَا إِلَى النَّاسِ
”Tidak seorang pun yang mendengarku, baik dari golongan Yahudi dan Nashrani kecuali pasti dia mencintaiku. Dahulu aku berharap agar ibuku masuk Islam, akan tetapi dia menolak. Lalu saya katakan hal itu kepadanya [sekali lagi], namun dia tetap menolak. Maka aku pun menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kukatakan kepada beliau, “Doakanlah ibuku (agar dapat memeluk Islam).” Beliau lalu mendoakannya. Lalu aku menemui ibuku dan aku menjumpai ia menutup pintu rumahnya. Ibuku lalu berkata, ”Wahai Abu Hurairah saya telah masuk Islam.” Maka aku pun memberitahukan hal ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku berkata kepada beliau, “Doakanlah diriku dan ibuku”. Beliau pun berdo’a, “Wahai Allah, hambamu Abu Hurairah dan ibunya, jadikanlah manusia mencintainya keduanya.”
(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 34, Syaikh Al Albani dalam Shahih Adabil Mufrod mengatakan bahwa hadits ini hasan) Lihat Al Misykah (5895): [Saya tidak menemukan hadits ini dalam kutubus sittah. Saya (Al Albani) mengatakan: Bahkan hadits ini terdapat dalam Shahih Muslim (7/165-166) dengan redaksi yang lebih lengkap]
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Hadits di atas menunjukkan mustajabnya do’a Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan terkabul do’a tersebut sesegera mungkin. Itulah tanda nubuwwah (kenabian) beliau. Namun permintaan do’a ini berlaku ketika beliau masih hidup, bukan berarti meminta do’a pada beliau sesudah matinya (tawassul).
2- Hendaknya setiap anak berusaha mendakwahi orang tuanya dan kerabatnya yang non muslim untuk memeluk Islam. Lihatlah contoh Abu Hurairah sampai mendakwahi ibunya berulang kali dan terakhir ia pun meminta do’a Rasul supaya Rasul berdo’a pada Allah untuk keislaman ibunya.
3- Semua orang mencintai Abu Hurairah bahkan orang Yahudi dan Nashrani. Namun disayangkan orang Syi’ah tidaklah demikian. Syi’ah bahkan mengkafirkan sahabat yang mulia ini.
4- Hadits di atas menunjukkan keutamaan Abu Hurairah dan ibunya.
5- Hendaklah anak bersabar ketika disakiti oleh orang tuanya.
6- Jangan lupakan do’a baik pada orang tua.
Hanya Allah yang memberi taufik.
Referensi:
Syarh Shahih Adabil Mufrod, Husain bin ‘Audah Al ‘Uwaisyah, terbitan Al Maktabah Al Islamiyah, cetakan kedua, tahun 1425 H, 1: 55-56.
Rosyyul Barod Syarh Adabil Mufrod, Dr. Muhammad Luqman As Salafi, terbitan Darud Da’i, cetakan pertama, tahun 1426 H, hal. 25-26.
—
Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal (Rumaysho.Com)
Diselesaikan di Pesantren Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 12 Muharram 1435 H, 08:17 AM.